Jumat, 15 Maret 2013

sejarah kerajaan hindu-budha

Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari











































Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien.
Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16.
Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.
Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera dan Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai akhir 

sejarah masjid nabawi

MASJID NABAWI

Flickr - omar chatriwala - The "Enlightened" City.jpgSetelah itu berkali-kali masjid ini direnovasi dan diperluas. Renovasi yang pertama dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 17 H, dan yang kedua oleh Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 29 H. Di zaman modern, Raja Abdul Aziz dari Kerajaan Saudi Arabia meluaskan masjid ini menjadi 6.024 m² pada tahun 1372 H. Perluasan ini kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, Raja Fahd pada tahun 1414 H, sehingga luas bangunan masjidnya hampir mencapai 100.000 m², ditambah dengan lantai atas yang mencapai luas 67.000 m² dan pelataran masjid yang dapat digunakan untuk salat seluas 135.000 m². Masjid Nabawi kini dapat menampung kira-kira 535.000 jemaah.


Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah saw., setelah Masjid Quba yang didirikan dalam perjalanan hijrah beliau dari Mekkah ke Madinah. Masjid Nabawi dibangun sejak saat-saat pertama Rasulullah saw. tiba di Madinah, yalah di tempat unta tunggangan Nabi saw. menghentikan perjalanannya. Lokasi itu semula adalah tempat penjemuran buah kurma milik anak yatim dua bersaudara Sahl dan Suhail bin ‘Amr, yang kemudian dibeli oleh Rasulullah saw. untuk dibangunkan masjid dan tempat kediaman beliau.[1][2]
Awalnya, masjid ini berukuran sekitar 50 m × 50 m, dengan tinggi atap sekitar 3,5 m[3] Rasulullah saw. turut membangunnya dengan tangannya sendiri, bersama-sama dengan para shahabat dan kaum muslimin. Tembok di keempat sisi masjid ini terbuat dari batu bata dan tanah, sedangkan atapnya dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma. Sebagian atapnya dibiarkan terbuka begitu saja. Selama sembilan tahun pertama, masjid ini tanpa penerangan di malam hari. Hanya di waktu Isya, diadakan sedikit penerangan dengan membakar jerami.[1]
Kemudian melekat pada salah satu sisi masjid, dibangun kediaman Nabi saw. Kediaman Nabi ini tidak seberapa besar dan tidak lebih mewah dari keadaan masjidnya, hanya tentu saja lebih tertutup. Selain itu ada pula bagian yang digunakan sebagai tempat orang-orang fakir-miskin yang tidak memiliki rumah.[1] Belakangan, orang-orang ini dikenal sebagai ahlussufah atau para penghuni teras masjid.

komodo

komodo

Komodo pernah dianggap tuli ketika penelitian mendapatkan bahwa bisikan, suara yang meningkat dan teriakan ternyata tidak mengakibatkan agitasi (gangguan) pada komodo liar. Hal ini terbantah kemudian ketika karyawan Kebun Binatang London ZSL, Joan Proctor melatih biawak untuk keluar makan dengan suaranya, bahkan juga ketika ia tidak terlihat oleh si biawak.


Komodo tak memiliki indera pendengaran, meski memiliki lubang telinga.[13] Biawak ini mampu melihat hingga sejauh 300 m, namun karena retinanyahanya memiliki sel kerucut, hewan ini agaknya tak begitu baik melihat di kegelapan malam. Komodo mampu membedakan warna namun tidak seberapa mampu membedakan obyek yang tak bergerak.[14]
Komodo menggunakan lidahnya untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli, seperti reptil lainnya, dengan indera vomeronasal memanfaatkan organ Jacobson, suatu kemampuan yang dapat membantu navigasi pada saat gelap.[15] Dengan bantuan angin dan kebiasaannya menelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika berjalan, komodo dapat mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh 4—9.5 kilometer.[11] Lubang hidung komodo bukan merupakan alat penciuman yang baik karena mereka tidak memiliki sekat rongga badan.[16] Hewan ini tidak memiliki indra perasa di lidahnya, hanya ada sedikit ujung-ujung saraf perasa di bagian belakang tenggorokan.[15]
Sisik-sisik komodo, beberapa di antaranya diperkuat dengan tulang, memiliki sensor yang terhubung dengan saraf yang memfasilitasi rangsang sentuhan. Sisik-sisik di sekitar telinga, bibir, dagu dan tapak kaki memiliki tiga sensor rangsangan atau lebih.[11]

sejarah candi borobudur


Sejarah Asal Mula Candi Borobudur

Sejarah Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini merupakan candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja dan termasuk dalam salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Ada beberapa versi mengenai asal usul nama candi ini. Versi pertama mengatakan bahwa nama Borobudur berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “bara” yang berarti “kompleks candi atau biara” dan “beduhur” yang berarti “tinggi/di atas”.

Versi kedua mengatakan bahwa nama Sejarah Candi Borobudur kemungkinan berasal dari kata “sambharabudhara” yang berarti “gunung yang lerengnya berteras-teras”. Versi ketiga yang ditafsirkan oleh Prof. Dr. Poerbotjoroko menerangkan bahwa kata Borobudur berasal dari kata “bhoro” yang berarti “biara” atau “asrama” dan “budur” yang berarti “di atas”.

Pendapat Poerbotjoroko ini dikuatkan oleh Prof. Dr. W.F. Stutterheim yang berpendapat bahwa Bodorbudur berarti “biara di atas sebuah bukit”. Sedangkan, versi lainnya lagi yang dikemukakan oleh Prof. J.G. de Casparis berdasarkan prasati Karang Tengah, menyebutkan bahwa Borobudur berasal dari kata “bhumisambharabudhara” yang berarti “tempat pemujaan bagi arwah nenek moyang”.

Masih berdasarkan prasasti Karang Tengah dan ditambah dengan prasasti Kahuluan, J.G. de Casparis dalam disertasinya tahun 1950 mengatakan bahwa Sejarah Candi Borobudur diperkirakan didirikan oleh Raja Samaratungga dari wangsa Sayilendra sekitar tahun Sangkala rasa sagara kstidhara atau tahun Caka 746 (824 Masehi) dan baru dapat diselesaikan oleh puterinya yang bernama Dyah Ayu Pramodhawardhani pada sekitar tahun 847 Masehi. Pembuatan candi ini menurut prasasti Klurak (784 M) dibantu oleh seorang guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya dan seorang pangeran dari Kashmir yang bernama Visvawarma.

Versi Lainnya

Asal Usul Sejarah Borobudur – Candi borobudur merupakan salah satu obyek wisata yang terkenal di Indonesia yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur didirikan sekitar tahun 800-an Masehi oleh para penganut agama Buddha Wahayana. Dalam sejarah candi borobudur, terdapat berbagai teori yang menjelaskan asal usul nama candi borobudur. Salah satunya menyatakan bahwa nama borobudur kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara yang artinya “gunung” (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras.


Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan “para Buddha” yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata “bara” dan “beduhur”. Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah “tinggi”, atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti “di atas”. Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.


Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M.


Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh Çr? Kahulunan (Pramudawardhani) untuk memelihara Kam?l?n yang disebut Bh?misambh?ra. Istilah Kam?l?n sendiri berasal dari kata mula yang berarti tempat asal muasal, bangunan suci untuk memuliakan leluhur, kemungkinan leluhur dari wangsa Sailendra. Casparis memperkirakan bahwa Bh?mi Sambh?ra Bhudh?ra dalam bahasa sansekerta yang berarti “Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa”, adalah nama asli Borobudur.



Letak candi ini diatas perbukitan yang terletak di Desa Borobudur, Mungkid, Magelang atau 42 km sebelah laut kota Yogyakarta. Dikelilingi Bukit Manoreh yang membujur dari arah timur ke barat. Sementara di sebelah timur terdapat Gunung Merapi dan Merbau, serta disebelah barat ada Gunumg Sindoro dan Gunung Sumbing.


Dibutuhkan tak kurang dari 2 juta balok batu andesit atau setara dengan 50.000m persegi untuk membangun Candi Borobudur ini. Berat keseluruhan candi mencapai 3,5 juta ton. Seperti umumnya bangunan candi, Bororbudur memiliki 3 bagian bangunan, yaitu kaki, badan dan atas. Bangunan kaki disebut Kamadhatu, yang menceritakan tentang kesadaran yang dipenuhi dengan hawa nafsu dan sifat-sifat kebinatangan. Kemudian Ruphadatu, yang bermakna sebuah tingkatan kesadaran manusia yang masih terikat hawa nafsu, materi dan bentuk. Sedangkan Aruphadatu yang tak lagi terikat hawa nafsu, materi dan bentuk digambarkan dalam bentuk stupa induk yang kosong. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keinginan dan kekosongan

SEJARAH KEISTIMEWAAN NABI MUHAMMAD

KEISTIMEWAAN NABI MUHAMMAD S.A.W

(Disarikan Dari Kitab Unmudzul Labib Fi Hosoisil Habib Susunan Imam jalaludin Assuyuthi)

Pasal I menerangkan kekususan kepribadian Rasulullah Saw di dunia.   
    Rasulullah Saw adalah manusia pertama yang dijadikan Nabi sewaktu Adam as masih berada diantara air dan tanah. Rasulullah Saw adalah makhluk yang pertama kali menjawab pertanyaan Allah, “Bukankah Aku (Allah) ini Tuhanmu ? Nabi menjawab” Ya Engkau (Allah) Tuhanku. Allah menciptakan Adam as dan semua makhluk karena Nabi Muhammad Saw. Nama Muhammad Saw ditulis di Arsy, dan para malaikat selalu menyebutnya. Nama Muhammad Saw juga selalu dikumandangkan dalam adzan dan juga sudah tertulis di dalam kitab para Nabi terdahulu. Sewaktu Nabi lahir, setan dihalangi untuk menerobos kelangit. Rasulullah Saw mempunyai 1000 nama, dan diberi nama dari nama-nama Allah. Misalnya Rouf dan Rohim sebagaimana disebut dalam Al-Quran sebagai seorang Rasul yang RoufurRohim (akhir surat AT-Taubat). Malaikat selalu memuji dan memayunginya selama dalam perjalanan. Nabi Saw diberi keindahan rupa yang sempurna sedangkan Nabi Yusuf hanya setengahnya. Nabi diperlihatkan wujud Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya. Para dukun ramal (juru bedek) pada saat Nabi lahir terhalang mendengarkan kabar dari langit dan langit terjaga dari pendengaran jin dan setan. Di hidupkan kembali kedua orang tua Nabi sehingga iman kepadanya. Nabi di Isro’ Mi’rojkan hingga menerobos langit ketujuh sehingga beliau ada di Arsy tinggal dua lengan tangan atau lebih dekat lagi. Beliau Nabi menginjakkan kakinya pada tempat yang tak pernah diinjak oleh para Nabi yang lain. Para Nabi yang sudah wafat dihidupkan kembali untuk sholat jamaah bersama dengan beliau Saw, begitu juga para malaikat. Nabi dilihatkan surga dan neraka dan dilihatkan tanda-tanda kebesaran Allah dan melihat Allah dua kali. Dalam perang Uhud, para malaikat ikut berperang bersamanya. Mukjizat Nabi berupa Al-Kitab (Al-Quran) padahal beliau tidak bisa membaca dan menulis. Kitab Al Qur’an diturunkan dengan cara bertahap (munajjaman) Al-Kitab diturunkan dengan tujuh huruf (tuju bacaan) satu huruf bila dibaca akan dibalas dengan sepuluh kebaikan dan mukjizat ini akan kekal sampai hari kiamat, sedangkan mukjizat para Nabi yang lain putus dengan wafatnya Nabi tersebut. Rasulullah Saw diberi kelebihan yang tidak diberikan kepada Nabi yang lain, misalnya: bisa membelah rembulan, batu-batuan membacakan salam kepadanya dan kurma selalu merunduk serta keluarnya air yang deras dari sela-sela jari Nabi. Nabi Musa diberi mukjizat oleh Allah berupa perilaku, Nabi Isa di beri mukjizat dengan sifat, sedangkan Nabi Muhammad di beri mukjizat kedua-duanya. Tetumbuhan menyaksikan kenabiannya dan menerima dakwahnya. Dan Nabi sebagai akhir para Nabi, tiada Nabi sesudahnya. Syariatnya (tuntunan) akan kekal sampai hari kiamat, tidak akan diganti. Beliau Rasulullah Saw di utus sebagai Rahmat bagi segenap makhluk, mulai dari manusia, jin, binatang, tanaman dan benda-benda mati seperti bebatuan. Beliau Saw adalah rahmat bagi alam semesta. Nama beliau Saw selalu mendampingi nama Allah Swt. Dalam Al-Quran, Allah tidak memanggilnya dengan nama Muhammad ,melainkan disebut dengan, wahai Nabi atau wahai Rosul. Haram bagi umatnya memanggil baginda Nabi Muhammad Saw hanya dengan nama Muhammad. Beliau dikuatkan dengan empat pendamping; malaikat Jibril, malaikat Mikail, Abu Bakar dan Umar. Istri-istri Nabi selalu membantu beliau, istri-istri Nabi merupakan istri yang paling utama di dunia dan haram menikahinya setelah wafatnya Nabi. Haram membuat nama kinayah dengan kinayah Nabi. Keistimewaan Nabi disebut oleh Allah dengan sebutan Abdullah, sedangkan Allah tidak pernah menyebut Abdullah pada seseorang selain beliau. Tidak ditemukan di dalam Al-Quran atau lainnya bacaan shalawat dari Allah untuk selain beliau Nabi Muhammad Saw.
 
Pasal II Keistimewaan syariat Nabi Muhammad Saw dan umatnya.            
    Ghonimah (hasil peperangan) di halalkan bagi Nabi Muhammad Saw sedangkan Nabi sebelumnya di haramkan. Setiap tanah yang suci bisa dijadikannya sebagi tempat sujud (Masjid), sedangkan umat sebelumnya bila sujud (shalat) hanya di tempat-tempat peribadatannya saja. Debu boleh buat bersuci (tayamum) untuk umat Rasulullah Saw sedangkan para Nabi sebelum beliau Saw boleh bertayamum tetapi umatnya tidak diperbolehkan. Umat Muhammad Saw mengerjakan shalat lima waktu dan dijadikan shalat itu sebagai kafarat (melebur dosa-dosa kecil) sedangkan umat sebelumnya hanya mengerjakan beberapa sholat saja seperti dzuhur atau ashar saja, bahkan tidak ada satupun yang menjalani shalat isya. Umat beliau Saw dihormati dengan ucapan salam dari malaikat dan semua penghuni surga. Hari jum’at dijadikan sebagai hari raya (besar) bagi Nabi Saw dan umatnya, sekaligus pada hari itu setiap do’a akan dikabulkan oleh Allah Swt. Bau tak sedap , yang keluar dari mulut orang yang berpuasa(dari ummat Nabi Muhammad SAW) lebih harum daripada harumnya minyak misik bagi Allah ,dan malaikat memohonkan ampun untuk mereka yang puasa. Allah akan melebur dosa selama dua tahun bagi umat beliau Saw yang berpuasa pada hari Arofah (9 dzulhijjah) karena itu sunah dari Rasulullah Saw sedangkan Allah melebur dosa bagi yang berpuasa pada hari Asyuro (10 Muharram) hanya satu tahun karena puasa hari itu sebagai sunah Nabi Musa as. Umat Rasulullah Saw adalah sebaik-baiknya umat yang dikasih dua nama yang di ambil dari nama Allah Al Muslimin dan Al Mukminun dan agamanya diberi nama agama Islam. Sifat Al Muslimin dan Al Mukminun tidak diberikan kepada umat sebelum Nabi. Diterangkan dalam hadits ada dua bangkai dan ada dua darah yang dihalalkan untuk umat Muhammad Saw; bangkainya ikan dan bangkai belalang, darah yang halal adalah hati dan limpa yang di perbolehkan untuk umatnya. Diperbolehkan mempunyai empat istri dengan syarat yang ada dalam Al Qur’an dan boleh mencerai sampai tiga kali. Diriwayatkan bahwa Nabi Adam berkata : “Umat Nabi Muhammad Saw diberi kemuliaan oleh Allah empat kemulyaan dan aku (Adam) tidak diberi sama sekali. Yang pertama Allah menerima taubatku di Mekkah sedangkan umat Muhammad Saw bertaubat boleh disegala tempat, diambilnya pakaianku sewaktu aku berdosa, umat Muhammad Saw sewaktu berdosa tidak di ambil pakaiannya, aku dipisahkan dengan istriku (Hawa) dan dikeluarkan dari surga. Umat Bani Israil bila berbuat salah mereka di haramkan makan-makanan yang bagus di tulis kesalahannya itu di muka pintu rumahnya. Allah Ta’ala membangkitkan setiap seratus tahun kepada seseorang yang memperbaharui hal-hal agama sampai seratus tahun akhir dari masa Nabi Isa Al Masih. Diantara umat Nabi ada yang disebut dengan nama Aqthob Autad Nujaba dan diantara umat Nabi ada yang menjadi imam sholat dengan Nabi Isa a.s. Pangkat para ulama umat Nabi Muhammad Saw seperti pangkatnya para Nabi Bani Israil. Malaikat di langit mendengarkan seruan mereka, dan para ulama mereka itu adalah orang yang selalu memuja Allah pada setiap saat selalu mengagungkan nama Allah (membaca takbir), sewaktu naik gunung selalu membaca tasbih, sewaktu turun gunung mereka berkata “aku mengerjakan sesuatu atas kehendak Allah bila mereka marah cepat-cepat membaca tahlil, bila mereka berselisih selalu membaca tasbih, dan bila mereka ingin mengerjakan sesuatu selalu shalat istihoroh, dan bila naik kendaraan selalu memuji Allah, bertahmid. Umat Nabi Muhammad Saw di panggil dengan sebutan” Hai orang-orang yang beriman, sedangkan umat sebelumnya di panggil dengan nama” Hai orang-orang miskin, sangat jauh perbedaan nama ini. Nama Ahlul qiblah hanya digunakan untuk umat Nabi Muhammad Saw.
Pasal III Keistimewaan Beliau Nabi Muhammad Saw di alam akhirat.   
   
    Nabi Muhammad Saw adalah mahkluk yang pertama kali bangkit dari bumi dan selamat dari kekalutan hari kiamat. Beliau di iring ke mahsyar bersama tujuh puluh ribu malaikat dan naik buroq di mauqif (tempat orang yang menunggu sya’faat). Beliau Saw dipanggil namanya dan diberi pakaian paling indah dari surga. Beliau berdiri disebelah kanan Arsy dan ditempatkan ditempat yang terpuji. Ditangannya ada bendera kenabian dan para Nabi yang lain bernaung di bawah bendera tersebut. Di Mahsyar Nabi Muhammad Saw dijadikan oleh Allah sebagai imamnya para Nabi , dan Nabi yang pertama kali sujud dihadapan Allah dan yang pertama kali mengangkat kepalanya dari sujud. Pertama kali yang memandang Dzat Allah,dan yang pertama kali memberi syafaat dan diterima syafaatnya. Nabi Saw diberi oleh Allah syafaat yang bisa membuat umatnya masuk surga tanpa hisab, dan diberi syafa’at untuk orang yang mestinya masuk neraka, tidak jadi masuk neraka, juga diberi syafaat untuk anak-anaknya orang musyrikin, supaya tidak disiksa. Begitu juga baginda Nabi Muhammad Saw mohon kepada Allah untuk tidak dimasukkan satu pun dari keluarganya di neraka dan Allah mengabulkannya. Besok hari kiamat semua umatnya di nasafkan oleh baginda Nabi Muhammad Saw. Dan para penghuni surga tidak membaca kecuali membaca Al-Quran tidak berbicara kecuali pakai bahasa Al-Quran (Arab). Diterangkan dalam hadits” Aku (Nabi) pertama kali orang yang membuka pintu surga lalu berdirilah penjaga surga (Malaikat Ridwan) siapa kamu? Aku jawab” Aku adalah Muhammad, lalu penjaga itu berkata” aku (penjaga) berdiri dan aku bukakan untukmu wahai Nabi. Aku tak pernah berdiri kepada seorang pun sebelum engkau dan aku tidak akan berdiri kepada seseorang setelah engkau. Untuk lebih Jelasnya baca kitab (Unmudzul Labib Fi Hosoisil Habib) Karangan Imam jalaludin Assuyuthi 

SEJARAH JAWA TIMUR

Sejarah Jawa Timur

Jawa Timur merupakan salah satu dari delapan provinsi paling awal di Indonesia. Provinsi lainnya adalah Sumatera, Borneo, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil. Gubernur pertama provinsi Jawa Timur adalah R.M.T.A. Surjo.
Kehidupan manusia sebagai masyarakat baru muncul sekitar abad 8, yaitu, dengan ditemukannya prasasti Dinoyo di daerah Malang. Prasasti yang bertahun 760 M ini menceritakan peristiwa politik dan kebudayaan di Kerajaan Dinoyo. Nama Malang sendiri diperkirakan berasal dari nama sebuah bangunan suci yang disebut Malangkuseswara. Nama ini setidaknya terdapat dalam satu prasasti, yaitu, prasasti Mantyasih yang bertahun 907 M.
Pada tahun 1222, Ken Arok mendirikan Kerajaan Singasari. Dia berkuasa di kerajaan itu sampai tahun 1292. Sebelum berkuasa, Ken Arok merebut kekuasaan di Tumapel, Kediri, dari Tungul Ametung. Kerajaan Singasari memberi kita peninggalan berupa candi Dieng. Keturunan Dinasti Ken Arok ini kemudian menjadi raja-raja Singasari dan Majapahit di abad ke 13 sampai abad 15.
Pada tahun 1227: Anusapati membunuh Ken Arok. Ia kemudian menjadi raja Singasari. Kekuasaan Anusapati hanya berlangsung 20 tahun. Ia dibunuh Tohjaya. Tiga tahun kemudian, Tohjaya terbunuh dalam pemberontakan yang dipimpin oleh Jaya Wisnuwardhana, putra Anusapati. Tahun 1268, Wisnuwardhana meninggal, takhtanya sebagai raja Singasari digantikan oleh Kertanegara (1268-1292). Pada tahuan 1292, Kertanegara dikalahkan oleh pemberontak bernama Jayakatwang, maka berakhirlah kekuasaan Kertanegara sekaligus mengakhiri riwayat Kerajaan Singasari.
Pada tahun 1294, Kerajaan Majapahit berdiri. Pendirinya adalah Raden Wijaya. Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Dia didampingi oleh mahapatih Gajah Mada. Bersama patihnya ini Hayam Wuruk berhasil menyatukan wilayah yang luas di bawah nama Dwipantara.
Pada tahun 1357, Terjadi peristiwa Bubat, yaitu, perang antara Raja Sunda dan Patih Majapahit Gajah Mada. Peristiwa ini bermula dari keinginan raja Hayam Wuruk untuk mengambil putri Sunda yang bernama Dyah Pitaloka sebagai permaisurinya. Namun karena terjadi salah paham mengenai prosedur perkawinan, rencana tersebut berujung pada suatu pertempuran di Bubat. Pasukan Majapahit, di bawah pimpinan Patih Gajah Mada berhasil menaklukan Pajajaran dalam perang Bubat tersebut.
Pada tahun 1389, Hayam Wuruk meninggal dunia. Posisinya digantikan oleh Wikramawardhana. Era ini merupakan awal dari runtuhnya Majapahit. Salah satunya diakibatkan adanya kekecewaan anak Hayam Wuruk yang lain, yaitu, Wirabumi. Setelah periode itu, mulai bermunculan kerajaan Islam. Perkembangan lain, bangsa Eropa mulai datang ke Nusantara dan berusaha untuk membangun kekuatan. Pada akhirnya mereka menerapkan kolonialisme. Pada permulaan abad 20, sistem pemerintahan kerajaan dihapuskan, diganti dengan sistem keresidenan. Pada era penjajahan Jepang, perlawanan rakyat tetap terjadi. Di Blitar terjadi pemberontaka PETA (Pembela Tanah Air) pada awal tahun 1945. Pemberontakan ini dipimpin oleh Supriyadi, Moeradi, Halir Mangkudijoyo, dan Soemarto. Meskipun pada akhirnya pemberontakan ini dapat dipadamkan. Namun jiwa pemberontakan tersebut mampu mengobarkan semangat kemerdekaan pada seluruh rakyat Jawa Timur.
Dua pekan setelah proklamasi kemerdekaan, Surabaya telah memiliki pemerintahan sendiri dan berbentuk residen. Residennya yang pertama adalah R. Soedirman. Terbentuknya pemerintahan di Surabaya ini menimbulkan sengketa dengan Jepang, bahkan terjadi berbagai pertempuran. Penyebabnya adalah Jepang yang saat itu telah menyerah kepada sekutu, diwajibkan untuk tetap berkuasa sampai saatnya kekuasaan tersebut diserahkan kepada sekutu.
Kedatangan pasukan sekutu dengan diboncengi Belanda (NICA) ke Surabaya, menambah panas suasana. Puncaknya terjadi pada tanggal 10 November 1945 dimana terjadi perang besar antara arek-arek Suroboyo melawan Sekutu. Tanggal 10 November kemudian ditetapkan sebagai hari pahlawan.
Pertempuran tersebut memaksa gubernur Suryo, atas saran Tentara Keamanan Rakyat (TKR), memindahkan kedudukan pemerintahan daerah ke Mojokerto. Seminggu kemudian, pemerintahan pindah lagi ketempat yang lebih aman, yaitu, di Kediri. Namun kondisi keamanan Kediri kian hari kian buruk sampai akhirnya, pada bulan Februari 1947, pemerintahan provinsi Jawa Timur dipindah lagi ke Malang. Pada waktu pemerintahan berada di Malang ini, terjadi pergantian Gubernur, Suryo digantikan oleh R.P. Suroso yang kemudian digantikan lagi oleh Dr. Moerdjani.
Pada tanggal 21 Juli 1947, meskipun masih terikat dengan perjanjian Linggarjati dan perjanjian gencatan senjata yang berlaku sejak tanggal 14 Oktober 1946, Belanda melakukan Aksi Militer I. Aksi militer Belanda ini menebabkan kondisi keamanan di Malang memburuk. Akhirnya Pemerintahan Provinsi Jawa Timur pindah lagi ke Blitar.
Aksi militer ini berakhir setelah dilakukan perjanjian Renville. Namun perjanjian ini berakibat negatif bagi Jawa Timur, yakni, berkurangnya wilayah kekuasaan pemerintah provinsi Jawa Timur. Belanda kemudian menjadikan daerah yang dikuasainya sebagai negara baru, misalnya negara Madura dan negara Jawa Timur.
Ditengah kesulitan yang dihadapi pemerintah RI ini, terjadi pemberontakan PKI di Madiun tanggal 18 September 1948. Namun akhirnya pemberontakan ini dapat ditumpas oleh Tentara Republik Indonesia. Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Aksi Militer II. Blitar, yang waktu itu masih dipergunakan sebagai tempat pemerintahan provinsi Jawa Timur diserang. Gubernur Dr. Moerdjani dan stafnya terpaksa menyingkir dan bergerilya di lereng Gunung Willis. Aksi militer II berakhir setelah tercapai persetujuan Roem-Royen tanggal 7 Mei 1949.
Belanda menarik pasukannya dari Jawa Timur setelah diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) yang menghasilkan piagam pengakuan kedaulatan negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Jawa Timur berubah status dari provinsi menjadi negara bagian. Namun rakyat Jawa Timur ternyata tidak mendukung perubahan status tersebut. Rakyat menuntut dibubarkannya negara Jawa Timur. Akhirnya pada tanggal 25 Februari 1950, negara Jawa Timur dibubarkan dan menjadi bagian wilayah Republik Indonesia. Keputusan untuk bergabung kembali dengan RI ini diikuti oleh negara Madura.

SEJARAH PELABUHAN RATU

Sejarah Kerajaan Pajajaran

Pusat Kerajaan Pajajaran awalnya terletak di daerah Galuh, jawa Barat. Raja pertama Kerajaan Pajajaran bernama Sena. Namun, tahta Kerajaan Pajajaran kemudian direbut oleh saudara Raja Sena yang bernama Purbasora. Raja Sena dan keluarganya terpaksa meninggalkan keratin. Tidak lama kemudian, Raja Sena berhasil merebut kembali tahta Kerajaan Pajajaran.
Raja Pajajaran selanjutnya adalah Jayabhupati. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Pajajaran mengembangkan ajaran Hindu Waisnawa. Setelah Jayabhupati, Kerajaan diperintah oleh Rahyang Niskala Wastu Kencana. Pada masa pemerintahannya, pusat kerajaan dipindahkan ke Kawali. Raha Wastu kemudian digantikan oleh Hayam Wuruk. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1357 dan disebut dalam kitab Pararaton sebagai Perang Bubat.
Ketika perang Bubat terjadi, Sri Baduga Maharaja bersama seluruh pengiringnya tewas. Kerajaan Pajajaran diambil alih oleh Hyang Bunisora (1357-1371), pengasuh putra mahkota Wastu Kencana yang masih kecil. Hyang Bunisora berkuasa selama 14 tahun. Pada Prasasti Batu Tulis, raja ini disebut juga Prabu Guru Dewataprani.

Kerajaan Pajajaran selanjutnya diperintah secara berurutan oleh Wastu Kencana. Tohaan, lalu Sang Ratu Jayadewata. Pada masa pemerintahan Sang Ratu Jayadewata, diperkirakan bahwa di Kerajaan Pajajaran telah terdapat penduduk yang beragama islam. Hal ini tergambar dari tulisan seorang ahli sejarah Portugis yang bernama Tome Pires (1513) yang mengatakan bahwa di wilayah timur kerajaan ini terdapat banyak penganut Islam. Tampaknya pengaruh Islam belum masuk ke pusat kerajaan. Namun, pengaruh Islam dari Kerajaan Demak di Jawa Tegah mulai mengancam Kerajaan Pajajaran.
Oleh karena itu Jayadewata bermaksud meminta bantuan Portugis di Malaka untuk menghadapi kerajaan Demak. Usaha itu terlambat karena pada tahun1527, pasukan yang dipimpin oleh Falatehan dari Demak berhasil menguasai pelabuhan Sunda Kelapa, pelabuhan terbesar Kerajaan Pajajaran. Ketika itu, yang berkuasa di Pajajaran adalah Ratu Samiam, putra Jayadewata.
Setelah pelabuhan Sunda Kelapa direbut oleh Kerajaan Demak, Kerajaan Pajajaran harus menghadapi serangan Kerajaan Banten dari arah barat. Pengganti Samiam, yaitu Prabu Ratu Dewata, berusaha mempertahankan ibu kota Pajajaran dari pasukan Maulana Hasanuddin dan putranya, Maulana Yusuf. Pada tahun1579, Kerajaan Pajajaran akhirnya runtuh setelah Kerajaan Banten yang bercorak Islam berhasil menguasai Ibu kota kerajaan. Orang-orang Hindu Pajajaran yang tidak mau tunduk pada penguasa Islam akhirnya melarikan diri kedaerah pedalaman dan kemudian hidup sebagai suku Badui.

SEJARAH KEBUN RAYA BOGOR

Kebun Raya Bogor

 Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun botani besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 87 hektare dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan.

Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi Bogor, dan Pustaka.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaGcIbKwtax3DqkTg43EjTGG6kiDy0zz4Pmg4Agn0cz_xJO6JWrm73vsAMBNVAAmeH0uMGt5mLSjBa51_8c_AEaIHC-wNbnhkbPei8AiRP2X-9cLxu_ZhXwypQT_vzNUyXUfDVF8HA5Bg/s1600/clip_image002%255B3%255D.jpg

Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman buatan) yang paling tidak telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih benih kayu yang langka. Di samping samida itu dibuat pula samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung Wanara). Hutan ini kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda takluk dari Kesultanan Banten, hingga Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah peristirahatan di salah satu sudutnya pada pertengahan abad ke-18.

Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang.
Monumen Olivia Raffles

Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.

Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen. Dalam surat itu terungkap keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain.

Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.

Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s'Lands Plantentuinte Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris).

Sekitar 47 hektare tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.

Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia).

Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer pada tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub.

Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).

Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.

Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia). Namun pada perkembangannya juga digunakan sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu (1880 - 1905).

Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional.

Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan Kalimantan).

SEJARAH KOTA TUA

Jalan2 di jakarta tu ga ada abisnya. kl skr lu bingung cari tempat maen dan mentoknya ke mall melulu, kynya udh saatnya lu merubah arah perjalanlu ketempat2 lain yg sebenernya ga kalah menarik dan bermanfaat. Kebetulan jakarta punya sekitar 60 museum dengan 7 diantaranya dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Image Hosted by ImageShack.us
Sekali itu gw pernah berkesempatan ikut tournya Sahabat Museum dengan judul Plesiran Tempo Doeloe ke Bank Djadoel di Batavia tgl 28 Agustus 2005. Walopun jalan kaki panas2 keliling kota, tp gw seneng. kapan lagi gw bs masuk ke gedung2 yg kl lewat sekilas pasti gw ga bakalan tertarik tuk masuk.

Image Hosted by ImageShack.us
Perjalanan dimulai dari seberang stasiun kota (kata orang dulu di Stationplein 1, Binnen Nieuwpoortstraat) yaitu di gedung bergaya art deco bernama Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) yang jg dikenal dengan nama factorij ato kl skr kita sebut sebage Museum Bank Mandiri. Gedung bank kolonial belanda ini dirancang oleh J.J.J de Bruyn dan A.P van der Linde dan dibangun pada tahun 1929 oleh Biro Konstruksi NV Nedam serta diresmikan pada tanggal 14 Januari 1933 oleh C.J Karel van Aalst, presiden NHM ke-10 di Batavia.
Image Hosted by ImageShack.us
Seiring berakhirnya masa penjajahan Belanda, maka pada tahun 1942 NHM pun ditutup dan baru dibuka lagi tanggal 14 Maret 1946. Permerintah kemudian menasionalisasi pada tahun 1960 dengan meleburnya menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN), sehingga bank ini difungsikan sebagai kantor pusat BKTN tuk urusan ekspor impor. Tahun 1965 gedung ini diubah jadi Kantor Pusat BNI kemudian menjadi Bank Exim tahun 1968. Baru di tahun 1998 dijadikan gedung milik Bank Mandiri setelah BBD, BDN, Bank Exim, dan Bapindo di merge jadi Bank Mandiri.
Image Hosted by ImageShack.us
Berlanjut ke bangunan berikutnya. kl kita jalan dari pintu besar utara ke arah hayam wuruk gajah mada, ato dulunya dari Binnen Nieuwpoort Street ke arah Molenvliet, kita bs nemuin Nederlandsch Indische Escompto Maatchappij yang didirikan pada tahun 1857 kemudian dinasionalisasi menjadi Bank Dagang Negara pada tahun 1960. singkatnya kita biasa nyebut Eskomto dan adanya di deket Museum Sejarah DKI (Museum Fatahillah). Konon eskomto merupakan salah satu bank tertua dan terbesar kedua di indonesia setelah De Javasche Bank (skr Bank Indonesia).
Image Hosted by ImageShack.us
Satu lagi museum yang waktu itu didatengin yaitu Museum Sejarah Jakarta. Mungkin karena terletak di jalan taman fatahilah kita pun akhirnya lebih akrab menyebutnya Museum Fatahilah.
Museum diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin pada tanggal 30 maret 1974 dengan luas wilayah 13.000 meter persegi dan dulunya dipake sebagai Stadhuis atau balai kota. Bangunan dibuat dengan gaya Barok klasik dengan 3 lantai pada tanggal 25 Januari 1707 oleh Petronella Wilhelmina van Hoorn putri Gubernur Jendral Hindia dan selesai tahun 1710. Sebagai Stadhuis, bangunan ini dahulu dipakai sebagai kantor, ruang pengadilan, dan penjara (bawah tanah).
Image Hosted by ImageShack.us
Ngomingin soal penjara, boleh dibilang ini penjara termasuk yang paling sadis dibuat. 5 unit penjara berdindingn tembok beton, didepannya jeruji besi, dilengkapi bola besi 100 kg seukuran bola voli yg konon diiket di kaki para napi, ruangan nya gelap dan pengap tanpa ventilasi. Ruangan berukuran 8 x 3 meter ini biasanya diisi sampe dengan 80 orang tahanan. Wuiiih… Dulu, sewaktu ada pemberontakan cina di batavia tahun 1740, sekitar 500 orang cina dikurung dsana dengan nasi encer dan air tawar sebagai pengisi perut sembari nunggu hukum gantung satu persatu di alun2 depan museum. sampe2 Dr. F De Haan nulis ttg penjara ini sebagai lorong gelap (donker gat) yang bs bikin merinding tiap orang yg datang. Penjara yang semula ditempati oleh para perampik, maling, dan militer yang disersi di jaman VOC dulu, pernah juga memasukkan Gubernur Jendral Belanda di Srilangka Petrus Vuyst yang bukan dipenjara sebagai narapidana melainkan karena gila.
Again, salah satu bukti ketidaksayangan orang kita sama situs2 bersejarah, Patung Keadilan (Dewi Yustitia) yang konon pernah bertengger di puncak atap depan bangunan dengan mata tertutup sambil pegang pedang di tangan kanan dan timbangan di tangan kirinya kini telah lenyap. (Coba ya.. yg maling, ini patung dibalikin… gimana mo pinter lu orang, bisanya cuma nyolong!)
Image Hosted by ImageShack.us
Sejak 24 November 2002, meriam Si Jagur peninggalan portugis abad ke-16 dipindahkan ke taman museum ini. Tadinya meriam ini terletah di halaman depan museum dan tertutupi jajaran pedagang kaki lima. Si Jagur yang memiliki berat dan panjang badan 3,5 ton dan 3,84 meter dulunya dibuat di Macao, trus dibawa ke Malaka oleh armada Portugis yang saat itu menguasai Malaka, trus dibawa oleh armada Belanda ke Batavia pada tahun 1641. Gara2 bentuknya yang rada porno buat sebagian orang, meriam ini pun akhirnya banyak dianggap sebagai lambang kesuburan. Byk orang yang berziarah tuk cepet2 dapet keturunan (yg kaya gini jangan ditiru deh). Mungkin jg karena disana ada tulisan Ex me ipsa renata sum yang artinya Dari diriku sendiri, aku dilahirkan lagi. Padahal katanya, ini meriam masih utuh, dan belom pernah dipake nembak… (lah, kl masih perawan gini, mana bs dianggep sakti). Si Jagur sang pejantan konon punya pasangan. namanya Setomi yang skr meriam betina ini disimpan di keraton Surakarta (solo). Ngerinya lagi ni ya, ada yg percaya, kl si jantan dan betina ini bersatu, bakan terjadi kiamat! (MasyaAllah!)
Ada lagi ni objek yg bs diliat di Museum Fatahilah, yaitu patung Dewa Hermes yang menurut mitologi Yunani, merupakan dewa keberuntungan, pelindung bagi kaum pedagang, dan juga dewa pengirim berita. Dulu patung ini terletak di perempatan Harmoni dan sempat hilang pada tahun 1999. Tuk yg lalu lalang di sekitar harmoni, kl skr menemukan patung yg sama dsana, tnyata itu merupakan duplikat patung hermes yang emang sengaja dibuat pada tahun 2000. Mengutip tulisan Kompas 7 April 2000, ternyata keberadaan patung ini bermula dari keluarga Ernst Stolz yang menyumbangkan patung ini kepada pemerintah Batavia sebagai tanda terimakasih atas kesempatan yang ia dapatkan untuk berdagang di Hindia Belanda.

SEJARAH BATU TULIS

Sejarah Batu Tulis


Batu besar dengan berat delapan ton itu nampak kokoh sekali bernaung dibawah cungkup. Sepasang "pandatala" (tapak kaki) nampak tercetak jelas pada bagian atasnya dihiasi dengan sederet prasati berhuruf Palawa dan berbahasa Sangsekerta. Konon tapak kaki tersebut adalah bekas tapak kaki Maharaja Purnawarman yang memimpin dan menguasai kerajaan Tarumanegara.


Prasasti Ciaruteun dengan sepasang tapak kaki dan tulisan dalam bahasa Sangsekerta yang tercetak diatasnya

Dari informasi yang diberikan oleh juru kunci lokasi tersebut, bahwa pada awalnya letak batu tersebut adalah di pinggiran sungai yang terletak kurang lebih 100 meter di bawah lokasi dimana batu prasasti tersebut berada saat ini. Dan pada tahun 1981 batu itu diangkat dan diletakkan di bawah cungkup seperti apa yang terlihat sekarang. Karena lokasi awal batu tersebut di tepi Sungai Ciaruteun, maka batu tersebut dikenal dengan nama Prasasti Ciaruten.

Prasasti Ciaruteun ditulis dalam bentuk puisi 4 baris, berbunyi "vikkrantasyavanipateh shrimatah purnavarmmanah tarumanagararendrasya vishnoriva padadvayam". Yang dapat diartikan sebagai "Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termashur Purnawarman penguasa Tarumanagara".
Prasasti Kebun Kopi (Tapak Gajah) yang pada awal masa penemuannya terletak di areal perkebunan kopi

Tak jauh dari lokasi ini terdapat pula tiga situs lainnya yakni Prasasti Kebun Kopi (S006.52774 E106.69037), Situs Congklak (S006.52661 E106.69022) dan Prasasti Batutulis (S006.52328 E106.69109).


Prasasti Kebun Kopi dinamakan demikian karena prasasti ini diitemukan di kebun kopi milik Jonathan Rig, dibuat sekitar 400 Masehi (H Kern 1917). Prasasti ini dikenal pula dengan Prasasti Tapak Gajah karena terdapat cetakan sepasang kaki gajah beserta juga sebuah prasasti yang berbunyi "jayavis halasya tarumendrsaya hastinah airavatabhasya vibhatidam padadavayam" (Kedua jejak telapak kaki adalah jejak kaki gajah yang cemerlang seperti Airawata kepunyaan penguasa Tarumanagara yang jaya dan berkuasa). Menurut mitologi Hindu, Airawata adalah nama gajah tunggangan Batara Indra dewa perang dan penguasa Guntur. Menurut Pustaka Parawatwan I Bhumi Jawadwipa parwa I, sarga 1, gajah perang Purnawarman diberi nama Airawata seperti nama gajah tunggangan Indra. Bahkan diberitakan juga, bendera Kerajaan Tarumanagara berlukiskan rangkaian bunga teratai di atas kepala gajah.

Berbeda dengan kedua prasasti diatas, pada situs Batu Congklak penulis sama sekali tidak menemukan artikel-artikel terkait yang menjelaskannya. Pada situs Batu Congklak ini juga tidak terdapat sebuah prasasti apapun. Pemberian nama Batu Congklak untuk situs ini disebabkan batu-batu yang ada disana meiliki cekungan mirip dengan permainan congklak yang telah lazim dikenal masayrakat. Di situs ini pula tidak terdapat cungkup yang menaunginya, sehingga praktis akan terkena sinar matahari dan hujan secara langsung.

Sekitar 300 meter dari situs Batu Congklak ke arah Utara, menyusuri kebun singkong dan jalan setapak di tepi sungai, terdapat prasasti Batu Tulis. Ukuran prasasti ini paling besar dibandingkan dengan ketiga prasasti lainnya, dan bagian bawahnya masih terendam aliran sungai. Ukurannya yang cukup besar dan tentunya mempunyai bobot yang lebih berat ini pulalah yang mungkin menjadi alasan mengapa prasati ini tidak dipindahkan ke lokasi yang lebih memadai. Sederet tulisan dalam bahasa Sangsekerta juga terlihat cukup jelas pada batu ini, namun sayang sekali tidak ada literatur yang menjelaskan maknanya


Batu berdiri yang terletak disisi batu congklak yang mirip tempat duduk

Secara keseluruhan Prasasati Ciaruteun, merupakan objek wisata mengandung nilai sejarah yang cukup menarik untuk dikunjungi. Hanya saja untuk mencapainya, pengunjung harus berjalan kaki kurang lebih 1,5 kilometer dari jalan raya atau dapat pula menggunakan fasilitas ojek yang tersedia. Tidak adanya areal parkir yang memadai bagi kendaraan roda empat juga menjadi kendala, karena praktis kendaraan yang parkir akan menyita badan jalan dan cukup membahayakan dikarenakan lokasi parkir tersebut dekat dengan tikungan jalan.